Sebagai
negara yang telah meratifikasi Persetujuan Paris (Paris Agreement), ditambah
posisi geografis yang terletak di wilayah Ring of Fire dengan kerawanan bencana
yang tinggi, Indonesia berkomitmen turut menyediakan sumber daya dan menyusun
strategi yang komprehensif untuk aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
global.
Salah satu sektor yang memiliki dampak dan kontribusi
yang signifikan terhadap perubahan iklim adalah sektor limbah. Dalam dokumen
Nationally Determined Contribution (NDC) bagi perubahan iklim global untuk
mencapai tujuan Paris Agreement, yang telah ditingkatkan pada tahun 2022,
Indonesia menargetkan penurunan emisi GRK dari sektor limbah sebesar 40 Mton
CO2eq melalui skenario kebijakan dengan upaya sendiri, dan 43,5 Mton CO2eq
melalui skenario kebijakan dengan dukungan kerjasama internasional di tahun 2030.
“Untuk mencapai target NDC di sektor limbah, pemerintah
menerapkan berbagai strategi. Misalnya sub-sektor pengelolaan limbah padat
domestik, pemerintah menggunakan strategi 3R (reuse, reduce, recycle) melalui
optimalisasi value change pemanfaatan limbah dengan tujuan mengurangi beban TPA
dalam mengolah sampah. Sedangkan untuk sub-sektor pengelolaan limbah cair
domestik, dan sub-sektor limbah industri, strateginya berbeda. ” ujar Dirjen
PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, saat membuka Seminar “Zero Waste and Zero Emission
2040”, tanggal 13 Juni 2023 lalu yang dihadiri oleh perwakilan K/L, pemerintah
daerah, dunia usaha, pengelola bank sampah, dan elemen masyarakat lainnya.
Dirjen PSLB3 berharap seminar ini menjadi langkah awal
untuk memandu sinergi indonesia dalam pengelolaan limbah demi mencapai
penurunan emisi GRK guna mewujudkan lingkungan sehat, bersih dan terjaga.
Adapun narasumber dalam acara ini Direktur PLTTDLB3, Haruki Agustina, serta perwakilan dari Ditjen PHL KLHK, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, dan pelaku usaha, dimoderatori oleh Direktur Penanganan Sampah, Novrizal Tahar.