Penuntasan permasalahan sampah di Indonesia harus dilakukan secara
komprehensif dari hulu ke hilir yang mencakup pengembangan teknologi tepat guna
dalam pengolahan sampah dan pelibatan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dirjen PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati,
dalam sambutannya pada acara kegiatan “Workshop Pengelolaan Sampah Dalam Rangka
Pengendalian Perubahan Iklim, Penguatan Ketahanan Pangan Dan Pengembangan
Ekonomi Rakyat” hari Rabu (7/6/2023) kemarin di Aula Barat Gedung Sate, Kota
Bandung, yang turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, dan
Panglima Kodam III/Siliwangi.
Dirjen PSLB3 menuturkan bahwa optimalisasi fasilitas pengelolaan sampah
dan pengembangan teknologi pengolahan sampah merupakan salah satu upaya yang
tengah didorong dan diharapkan dapat dipraktikkan oleh seluruh daerah di
Indonesia.
“Penerapan berbagai opsi teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan ini
diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah ke TPA dan ke depannya hanya residu
yang diangkut ke TPA,” ungkap Vivien.
Sejalan dengan itu, Direktur Penanganan Sampah, Novrizal Tahar,
menjelaskan pentingnya revolusi kebiasaan masyarakat melalui gaya hidup minim
sampah sebagai upaya penyelesaian masalah sampah di bagian hulu.
“Lakukan 5 hal gaya hidup minim sampah. Mulai dari cegah sampah plastik sekali pakai,
lalu belanja tanpa kemasan, kemudian habiskan makanan, dilanjutkan dengan
membangun kebiasaan pilah sampah dari rumah, dan terakhir komposkan sisa
makanan di rumah. Bila semua orang melakukan 5 hal ini, 90% (permasalahan)
sampah selesai di rumah. Kita harus mampu merevolusi kebiasaan kita.” ujar
Novrizal.
Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan MOU kerjasama pengelolaan sampah di TPST Sadang Serang Kota Bandung antara UPTD Pengelolaan Sampah BLUD DLH Kota Bandung dengan Pusat Koperasi Kartika Siliwangi, serta pameran inovasi teknologi dari prajurit TNI Kodam III/Siliwangi, termasuk inovasi teknologi di bidang pengelolaan sampah. Harapan Dirjen PSLB3, inovasi yang dikembangkan ini bisa menjadi solusi alternatif permasalahan sampah di Indonesia.