DITJEN PSLB3 KLHK, Kamis 24 Juni 2021
Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup sedunia,
KLHK menyelenggarakan serangkaian
kegiatan menarik untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu isu yang diangkat adalah keterkaitan
gender dan pengelolaan limbah B3 dan limbah nonB3.
Upaya ini merupakan prakarsa positif
menegaskan kembali komitmen yang mendukung dan mendorong peran perempuan dan
laki-laki yang adil dan setara dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan
dalam pembangunan nasional secara keseluruhan.
Satu hal yang perlu sobat lingkungan sadari yaitu dampak limbah B3 bagi
perempuan dan laki-laki. Dikarenakan adanya perbedaan alat reproduksi,
menyebabkan perempuan lebih rentan terkena eksposur limbah B3. Kerentanan ini
perlu disikapi antara lain dengan sosialisasi resiko dampak paparan B3 dan
limbah B3, serta prioritas pemeriksaan kesehatan dan keselamatan kerja bagi
pekerja perempuan.
Sejak 2017, Ditjen PSLB3 melalui Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan
Limbah B3 dan Limbah Non B3 (PKPLB3) memulai pelaksanaan kajian Gender dan
Pengelolaan Limbah B3 secara umum dengan mengumpulkan berbagai data terpilah
perempuan dan laki-laki yang digunakan sebagai bahan analisis gender dalam
pengelolaan limbah B3. Kajian ini dibantu oleh Sonia Buftheim, Peneliti
BaliFokus Fondation.
Fasilitas pengolahan limbah Non B3 biomasa menjadi energi dibangun pada tahun
2018 sebagai pelaksanakan kegiatan yang responsif gender dengan melibatkan
secara aktif kaum perempuan. Hal ini dilanjutkan dengan kajian keterlibatan dan
keberhasilan kaum perempuan pada fasilitas tersebut di Kabupaten Pasangkayu.
Hasil dari kajian
tersebut yaitu selain perolehan manfaat biogas yang digunakan ibu-ibu rumah
tangga di sekitar lokasi untuk memasak, terdapat manfaat lain yang dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Manfaat yaitu budidaya jamur yang
dikelola oleh para ibu di waktu luangnya menjadi produk yang memiliki nilai
tambah.