Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 menyelenggarakan “The 8th Asia-Pacific Mercury Monitoring Network Workshop” bekerjasama
dengan EPA Taiwan, dan BCRC & SCRC Southeast Asia yang merupakan kegiatan Asia
- Pasific Mercury Monitoring Network (APMMN).
Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen PSLB3 @rosavivienratnawati dan dihadiri oleh Dir. PB3
@yuninsiani, US-EPA,
Universitas Wisconsin, EPA Taiwan dan beberapa
negara yang tergabung dalam APMMN yaitu
perwakilan Thailand, Vietnam, Filipina, Sri Lanka, Jepang, Korea,
Nepal, Fiji, Mongolia, Samoa, dan Afrika Selatan serta Lembaga dan Kementerian terkait di Indonesia yang dilaksanakan pada
tanggal 14 – 16 Agustus 2019 di Hotel Ritz-Carlton Kuningan, Jakarta Selatan
Asia - Pasific Mercury Monitoring Network
(APMMN) adalah upaya kerja sama untuk melakukan pemantauan sistematis terkait
kandungan merkuri di udara dan air hujan di seluruh wilayah Asia – Pasifik.
Indonesia
telah meratifikasi Konvensi Minamata dalam Undang-Undang No 11 tahun 2017, dan
salah satu upaya setelah ratifikasi adalah penerbitan Peraturan Presiden No 21
Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri. Rencana
Aksi Nasional berisi strategi, kegiatan dan target untuk pengurangan dan
penghapusan merkuri yang memprioritaskan empat sektor: manufaktur, energi,
ASGM, dan sektor kesehatan serta Rencana Aksi Nasional juga menetapkan target
untuk penghentian penggunaan merkuri di sektor tersebut. Sesuai dengan
Peraturan Presiden tersebut bahwa Rencana Aksi Nasional akan dilanjutkan
pengembangan Rencana Aksi Lokal untuk menunjukkan sinergi dan koherensi antara
pemerintah nasional dan daerah untuk memastikan pelaksanaan Keputusan Presiden
secara efektif.
Ibu
Dirjen PSLB3 dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia berpartisipasi
dalam kegiatan APMMN sejak 2016. Indonesia mendapatkan manfaat dari kegiatan
ini yaitu memiliki data pemantauan total merkuri pada air hujan, KLHK juga mendapatkan
capacity building seperti pelatihan dan analisis pengambilan sampel di
Taiwan serta tambahan alat Automatic Rain Water Sampler yang akan diberikan
kepada P3KLL pada tahun 2019. Selain itu KLHK telah secara aktif terlibat dalam
pelatihan dan lokakarya yang diselenggarakan oleh APMMN (EPA Taiwan). Pemantauan
berkala terhadap emisi dan pelepasan merkuri sangat penting dalam mencapai
target yang dilakukan pada Rencana Aksi Nasional yaitu memperoleh informasi
yang dibutuhkan untuk menilai dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dalam
pengurangan dan penghapusan merkuri untuk perbaikan lebih lanjut.
Oleh karena itu, APMMN ini dianggap sebagai salah satu kegiatan yang baik untuk evaluasi dan efektivitas implementasi Konvensi Minamata yang tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara di kawasan ini. Harapannya bahwa Indonesia dapat melanjutkan kerja sama yang baik di bawah jaringan ini melalui pemantauan regional sebagai upaya bersama.