Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat, 15 Januari 2021
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa isu
mengenai Merkuri menjadi perhatian global. Kini, tak terasa sudah lebih dari 3
tahun Konvensi Minamata dinyatakan entry into force sejak 16 Agustus
2017 lalu. Berbagai upaya telah dilakukan kolektif dalam rangka melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup dari
bahaya Merkuri. Salah satunya melalui pelaksanaan ONLINE MEETING 6:
TECHNICAL COOPERATION FOR THE IMPLEMENTATION OF THE MINAMATA CONVENTION ON
MERCURY, antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang yang diwakili
oleh KLHK (Indonesia) dan MOEJ (Jepang) pada hari jumat (15/1/2021) ini.
Acara ini dibuka oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun, Rosa Vivien Ratnawati. Dalam sambutannya, Ibu Dirjen PSLB3 menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jepang, dalam hal ini MOEJ, atas kerjasama yang sangat baik khususnya dalam isu pengelolaan Merkuri.
Lebih jauh, Ibu Dirjen juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang berupaya melaksanakan Rencana Aksi Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM), yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2019. Implementasi ini juga ditindaklanjuti dengan penyusunan dan pelaksnaan Rencana Aksi Daerah Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAD PPM) oleh pemerintah daerah guna memastikan upaya pengurangan dan penghapusan Merkuri di Indonesia dilakukan secara komprehensif dan terstruktur.
Tak berhenti disana, Ibu Dirjen juga menyampaikan optimismenya bahwa tahun 2021 ini akan menjadi tahun yang terbaik untuk afirmasi komitmen seluruh Negara Pihak. Karena di tahun ini akan diselenggarakan COP-4 Konvensi Minamata pada bulan November mendatang, dan Indonesia siap menjadi tuan rumah konvensi tersebut.
Disamping itu, Ibu Dirjen juga
menyampaikan kalau pertemuan (Seminar Online) ini juga merepresentasikan
tingginya perhatian kedua negara, Indonesia dan Jepang, untuk mengimplementasikan mandat yang tercantum dalam
Konvensi Minamata.
“Our work today will be tangible manifestation of all countries’ commitment to making mercury history for the sustainability of life on earth, now and in the future. It is an opportunity for us to contribute for a better well-being of our future generations. Let’s make mercury a history!” kata Dirjen PSLB3 saat menutup sambutannya.