Hari Peduli Sampah
Nasional (HPSN) menjadi momentum bagi pengelolaan sampah secara berkelanjutan
sekaligus memberikan dampak positif terhadap kontribusi upaya penurunan emisi
gas rumah kaca. Pesan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati pada
saat memberikan kuliah umum di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
(15/2).
“HPSN yang diperingati setiap tanggal 21 Februari
merupakan sebuah konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah. Bukan
hanya fokus ke pengelolaan sampah terintegrasi saja, namun dapat memberikan
dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global
yaitu pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari
sektor limbah,” ungkap Vivien.
Pengelolaan sampah saat ini mampu menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip
pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja
ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi. “HPSN 2023 harus menjadi
babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission”
tegasnya.
Semenjak lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah menunjukkan perubahan
baik. Pendekatan ekonomi linier dalam pengelolaan sampah dengan ciri khas
kumpul, angkut dan buang ke TPA, telah digantikan dengan ekonomi sirkular yang
memegang prinsip regenerate natural system, design out of waste, dan keep
product and material in use melalui strategi elimination, reuse, dan material
circulation. Menjalankan prinsip dan langkah-langkah baik dimaksud, merupakan
perwujudan dan praktik terbaik dalam menjadikan sampah sebagai bahan baku
ekonomi.
Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Akhmad
Sodiq mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah riset tentang
pengelolaan sampah berkelanjutan yang tepat di Indonesia dan menjalin
kolaborasi dengan masyarakat. "Kami berawal dari kajian-kajian riset. Ada
dua riset, pertama adalah riset yang berkaitan tentang pengelolaan sampah
organik dengan intervensi teknologi. Kemudian riset yang kedua, berkaitan
dengan rekayasa sosial agar itu diimplementasikan," kata Ahkmad.
Merespon paparan Vivien, Akhmad menyatakan bahwa pihaknya
sangat mendukung komitmen KLHK pada rencana aksi mencapai target nasional
perihal penurunan emisi GRK dan menuntaskan masalah penanganan sampah. “Civitas
akademika Unsoed dapat menjadi agen perubahan di kalangan masyarakat seperti
lahirnya beberapa hasil penelitian hingga program pengabdian masyarakat dan
lingkungan. Sehingga apa yang diharapkan oleh KLHK melalui kepemimpinan Ibu
Siti Nurbaya dalam mencapai zero waste dan net zero emision ini bisa
terwujud," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen PSLB3 dan Rektor
Unsoed beserta Bupati Banyumas turut menyempatkan diri melepas rombongan tim
sepeda Jelajah Bersih Negeri yang melewati Kota Purwokerto. Selanjutnya tim
Jelajah Bersih Negeri akan menuju Cilacap, Bandung, Depok, hingga puncak
peringatan HPSN 2023 di Jakarta.