DITJEN PSLB3 KLHK, 08 Desember 2022
KLHK bersama Badan Riset dan Inovasi
(BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP) menggelar
lokakarya dan pameran hasil Proyek GOLD-ISMIA pada Rabu (7/12) di Jakarta.
Workshop ini menghadirkan hasil proyek
GOLD-ISMIA selama 5 tahun di 6 lokasi, yaitu di Kulonprogo, Lombok Barat,
Minahasa Utara, Halmahera selatan, Gorontalo Utara dan Kuantan Singingi.
Melalui Proyek GOLD-ISMIA, di 6 lokasi
proyek (Kulonprogo, Lombok Barat, Minahasa Utara, Halmahera selatan, Gorontalo
Utara dan Kuantan Singingi) telah menurunkan penggunaan merkuri sebanyak 23 ton
dan menghasilkan 3,3 ton emas bebas merkuri loh, Capaian tersebut dilakukan
melalui upaya peningkatan kapasitas pemerintah dan penambang pada Pertambangan
Emas Skala Kecil (PESK) kepada 2,935 orang.
Selain itu, hasil produk GOLD-ISMIA
untuk aspek penguatan regulasi telah dilakukan melalui dukungan proses
legalisasi penambang kepada 54 kelompok di 6 lokasi proyek dan dihasilkan
beberapa dokumen acuan antara lain Dokumen Pedoman Praktik Pertambangan yang
baik untuk Sektor Pertambangan Emas Primer Skala Kecil, Dokumen Pedoman
Pengarus Utamaan Gender (PUG) untuk Sektor PESK, Modul pelatihan dan Materi
Kampanye Bahaya Merkuri dan Mobile Application Jari Emas.
“Hasil capaian GOLD-ISMIA tersebut
diharapkan dapat menjadi acuan dan bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan
baik bagi pemerintah, komunitas penambang skala kecil dan masyarakat umum,
serta digunakan oleh kementerian terkait dalam hal peningkatan kapasitas dan
pendampingan untuk mendukung pencapaian zero mercury di sektor PESK,” pungkas Rosa Vivien Ratnawati .
Hasil-hasil proyek ini bukan merupakan akhir dari program pemerintah mengenai penghapusan merkuri. Program ini masih membutuhkan kerja-kerja yang berkesinambungan. Penambang emas skala kecil membutuhkan pendampingan agar penambang emas skala kecil ini dapat menjadi bagian dari aktifitas eknonomi rakyat dan berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.