Pada hari Kamis (31/10) ini, Dirjen PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, menggelar Rapat Koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta guna membahas langkah percepatan penyelesaian permasalahan sampah di Jakarta. Rapat Koordinasi ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang pada hari Minggu (27/10) lalu.
Pada pertemuan ini, Dirjen PSLB3 bersama dengan para pejabat eselon II lingkup Direktorat Jenderal PSLB3 dan seluruh undangan yang hadir melakukan pembahasan secara intens mengenai berbagai strategi, langkah-langkah, dan skema kerja sama yang bisa dilakukan Kementerian LH dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sampah Jakarta, terutama permasalahan sampah organik dan sampah plastik yang menjadi jenis sampah terbanyak di Jakarta.
Dirjen PSLB3, dalam paparannya, menyebutkan berdasarkan data SIPSN 2023, timbulan sampah Provinsi Daerah Khusus Jakarta mencapai angka 8.607,26 ton per hari, dengan proporsi 49,87% berupa sampah sisa makanan, 22,95% sampah plastik, 17,24% sampah kertas/karton, 3,18 sampah kayu/ranting, dan 1,48% sampah kaca. Dari angka tersebut, sebanyak 7.462 ton masuk ke TPST Bantargebang setiap harinya.
“Bapak Menteri LH telah menyampaikan kepada publik bahwa akan menyetop importasi bahan baku daur ulang (importasi sampah plastik dan sampah kertas/karton). Kebutuhan ini diharapkan dapat dipenuhi dengan bahan baku daur ulang dari Jakarta, apabila sampah plastik dan sampah kertas/karton Jakarta terkelola dengan baik” ujar Rosa Vivien kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Khusus Jakarta, Asep Kuswanto, yang ikut serta dalam rapat koordinasi tersebut.
Terkait dengan permasalahan sampah organik, Dirjen PSLB3 menekankan pentingnya mencari solusi dan pendekatan yang tepat untuk memastikan timbulan sampah organik yang dihasilkan dapat terkelola dan tidak sampai ke TPST Bantargebang.
“Jika sampah organik bisa dikelola di sumber atau di dekat sumber, bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA” pungkas Rosa Vivien.