Generasi
muda berperan penting di dalam pencapaian target zero waste dan zero emission.
Peran strategis tersebut dapat ditempuh melalui pendekatan inovasi membangun
start up pengelolaan sampah yang semakin digemari masyarakat. Pendekatan social
entrepreneurship ini menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia
sekaligus manifestasi prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan yaitu ekonomi
sirkular.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Rosa
Vivien Ratnawati pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Jakarta
(21/2) menekankan hal tersebut. “Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak
bermunculan pelaku usaha yang terjun di sektor sampah. Usaha bisnisnya pun
tidak hanya berorientasi pada profit semata, namun juga menekankan faktor
lingkungan dan pelibatan masyarakat,” ujar Vivien.
Dinamika perkembangan social entrepreneurship dilakukan
melalui berbagai inovasi pemanfaatan sistem digital atau yang dikenal sebagai
start up (usaha rintisan). Usaha rintisan tersebut mengoptimalkan kemajuan
teknologi untuk menjalankan bisnis dengan memberikan solusi atas berbagai
persoalan di masyarakat secara cepat, tepat, dan mudah.
Vivien mengungkapkan hingga Januari 2023, telah
teridentifikasi 209 pelaku usaha social enterpreunership yang bergerak di
bidang pengurangan dan penanganan sampah di Indonesia. Antara lain toko curah
(bulkstore), bisnis refill, bisnis reuse, waste collection and recycle, dan
bisnis upcycle.
“Selain itu, tumbuh pula bisnis yang fokus dalam inovasi
produk alternatif pengganti plastik. Hal ini semakin menegaskan bahwa
upaya pengurangan sampah tidak hanya berdampak terhadap lingkungan tetapi juga
menciptakan peluang usaha atau bisnis, lapangan pekerjaan dan juga perubahan
perilaku di masyarakat,” kata Vivien antusias.
Kementerian LHK memandang bahwa bonus demografi anak muda
dengan usia produktif akan mampu membantu Indonesia mencapai masa keemasan di
masa depan. Oleh karena itu, peringatan HPSN diisi dengan kegiatan yang
melibatkan anak muda melalui acara dialog dengan tajuk “Peran Anak Muda
Membangun Socioentrepreneurship dalam Pengelolaan Sampah”.
“Saya berharap acara dialog ini dapat memberikan gambaran
umum kepada para anak muda mengenai praktek bisnis di bidang pengelolaan sampah
yang menyelaraskan aspek profit, people dan planet. Forum ini juga diharapkan
bisa mendiskusikan peluang dan tantangan bisnis social-enterpreunership
sehingga dapat menjadi pemantik sekaligus inspirasi generasi milenial
membudayakan gaya hidup minim sampah melalui wirausaha sosial pengelolaan
sampah,” harap Vivien.
Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2023 ini menjadi babak
baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission. Dengan
mengusung tema “Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat” dilakukan
kegiatan yang berfokus pada pengelolaan sampah yang dapat memberikan kontribusi
nyata dalam upaya mencapai target zero emisi.
Seluruh rantai nilai pengelolaan sampah dioptimalkan
dengan Extended Producer Responsibility (EPR), pendekatan gaya hidup minim
sampah, serta mengembangkan bank sampah. Industrialisasi penanganan sampah
turut dikembangkan melalui pendekatan sampah sebagai bahan baku daur ulang,
melakukan penguatan pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri untuk usaha
daur ulang khususnya sampah terpilah plastik dan kertas, hingga pemanfaatan
sampah sebagai sumber energi alternatif seperti waste to electricity atau waste
to biogas.
Pada peringatan HPSN 2023 turut dilakukan penyambutan tim
sepeda Jelajah Bersih Negeri yang telah berlangsung sejak dari Bali pada 8
Februari 2023 hingga mencapai Jakarta. Berbagai praktik terbaik pengelolaan
sampah di tiap kota yang dikunjungi telah didokumentasikan dan diharapkan dapat
menjadi percontohan bagi daerah lain di Indonesia.