Tepat pada pukul
19.00 WIB hari ini, COP 4.1 Konvensi Minamata telah resmi dibuka. Pertemuan
virtual ini yang dihadiri oleh kurang lebih 900 peserta yang merupakan
perwakilan dari negara pihak Konvensi Minamata.
Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mendapat kesempatan pertama
untuk menyampaikan sambutan beliau selaku representatif Pemerintah Indonesia
yang menjadi tuan rumah COP 4 Konvensi Minamata. Pada sambutannya, beliau
menyampaikan bahwa kondisi saat ini, berbagai tantangan lingkungan yang terjadi
di dunia saat ini secara gradual mulai terkoneksi satu sama lain. Oleh
karenanya, sebagai peserta Konvensi Minamata, kita perlu menjadi lebih adaptif
dan tangkas dalam merespon berbagai tantangan dan permasalahan global, serta
harus mampu berpikir jauh ke depan, meski usia konvensi ini masih sangat muda.
Sambutan kedua
disampaikan oleh Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen, secara virtual
langsung dari kantor pusat UNEP di Nairobi, Kenya. Beliau menyebutkan bahwa
saat ini ada 3 (tiga) krisis lingkungan yang sedang dihadapi dunia, antara lain
perubahan iklim, kepunahan biodiversitas, dan pencemaran lingkungan. Ketiga krisis
tersebut menyebabkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di dunia dalam
kondisi yang mengkawatirkan. Namun meski demikian, beliau mengajak seluruh
peserta COP 4.1 Konvensi Minamata untuk tetap optimistis, sebab Seluruh
kesepakatan dan proses yang terjadi dalam COP 4.1 Konvensi Minamata ini akan
menentukan sebuah langkah besar dan penting yang perlu diambil oleh kita semua
dalam upaya membuat planet ini sehat kembali.
Inger juga
menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia atas usaha yang luar biasa melalui
pengusulan Deklarasi Bali untuk melawan perdagangan Ilegal merkuri. Sebab,
perdagangan ilegal merkuri perlu ditangani dengan pemikiran yang inovatif dan
aksi bersama.
Sambutan
selanjutnya disampaikan oleh Monika Stankeiwicz selaku Sekretaris Eksekutif
Konvensi Minamata, yang hadir langsung di Jakarta. Dalam sambutannya, Monika
menyampaikan bahwa pertemuan COP 4.1 Konvensi Minamata ini merupakan selebrasi
komitmen global untuk mengakhiri polusi merkuri, baik terhadap lingkungan dan
juga pajanan ke manusia. Kegiatan ini juga penting bagi negara berkembang dan
negara dalam ekonomi transisi dalam mengakses pendanaan melalui putaran Global Environmental Fund (GEF) ke-8.
Pada kesempatan
yang sama, Monika juga menyampaikan apresiasinya atas kontribusi dari negara
Norwegia, Jerman, Swiss, Belanda, Austria, Perancis, dan Denmark dalam Specific International Programme (SIP)
Konvensi Minamata, yang mendukung upaya peningkatan kapasitas dan pendampingan
teknis.
Terakhir, sebelum dibuka secara resmi, Direktur
Jenderal PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, yang menjadi Presiden COP 4 Konvensi
Minamata menyampaikan bahwa meski terhalang oleh segala perubahan yang terjadi
akibat pandemic COVID-19, mulai dari aspek logistik hingga hal-hal yang
bersifat substantive, akan tetapi seluruh pihak yang menjadi bagian dari
‘keluarga’ Konvensi Minamata tidak pernah menyerah. Lebih lanjut Rosa Vivien
menjelaskan bahwa salah satu tujuan utama dalam COP 4.1 Konvensi Minamata
adalah mengadopsi keputusan program kerja dan anggaran, serta penentuan tanggal
pelaksanaan COP 4.2. hal-hal yang bersifat substantif akan dibahas dalam COP
4.2.